Kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum yang dibentuk akibat krisis pendidikan yang terjadi saat pandemi covid-19. Kurikulum merdeka belajar dibentuk sebagai upaya untuk memulihkan pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dulunya bernama kurikulum prototype. Dengan adanya kurikulum ini, diharapkan dapat mengembalikan pengetahuan dan keterampilan akademis siswa yang hilang (learning loss).
Kurikulum ini akan mulai aktif digunakan oleh semua jenjang dalam satuan pendidikan di indonesia pada tahun ajaran 2022-2024. Di dalam kurikulum ini terdapat paradigma baru yang mesti diketahui dan dipahami oleh para guru.
Berikut paradigma baru dalam kurikulum merdeka belajar.
- Struktur Kurikulum (Profil Pelajar Pancasila)
Profil pelajar pancasila adalah perwujudan murid sebagai pelajar yang memiliki kompetensi global dan nilai-nilai pancasila. Adapun 6 dimensi profil pelajar pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan global, bergotong royong, dan kreatif.
Penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi murid antara lain untuk memperkuat karakter siswa dan membentuk kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan memecahkan masalah, serta melatih sikap tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar.
- KI DAN KD berubah menjadi Capaian Pembelajaran
KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) adalah istilah kompetensi yang dipakai dalam kurikulum 2013. Sekarang dalam kurikulum merdeka belajar, KI dan KD digabung menjadi satu dan berubah nama menjadi capaian pembelajaran (CP).
- Pendekatan Tematik
Dalam kurikulum merdeka belajar, pendekatan tematik masih tetap digunakan, namun tidak menjadi suatu kewajiban atau opsional. Satuan pendidikan boleh menggunakan pendekatan yang lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
- Jam Belajar
Pada kurikulum 2013, penetapan jam belajar diatur dengan satuan minggu. Hal ini tentu dapat membuat jam mengajar guru menjadi padat sehingga berdampak pada kegiatan pembelajaran. Kurikulum merdeka belajar menetapkan bahwa jam belajar dihitung selama per tahun. Hal ini dilakukan agar guru sebagai pengajar dapat lebih fokus dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Perubahan jam belajar yang dihitung menjadi pertahun juga dapat memudahkan sekolah untuk mempersiapkan dan mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajaran kedepannya.
- Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam kurikulum merdeka belajar adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan media proyek untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
Pembelajaran berbasis project melibatkan siswa dalam membuat rencana, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam waktu yang telah ditentukan dalam menghasilkan produk. Produk ini adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran berbasis project.
- Materi TIK
Pada kurikulum 2013, pembelajaran TIK dihilangkan. Dalam kurikulum merdeka belajar, pembelajaran TIK akan kembali mulai aktif. Pembelajaran TIK akan dilaksanakan di jenjang SMP hingga SMK.
- Penggabungan materi IPA dan IPS
Mata pelajaran IPA dan IPS yang semulanya berdiri sendiri, sekarang di dalam kurikulum merdeka belajar akan disatukan. Kedua mapel ini bergabung menjadi satu menjadi bernama ilmu pengetahuan alam dan sosial (IPAS). Tujuan disatukannya kedua mapel ini adalah agar siswa SD di kelas 4-6 agar lebih siap menerima pelajaran ipa yang akan dipisah mulai jenjang SMP.
- Program peminatan di SMA tidak lagi diberlakukan
Pada kurikulum sebelumnya, dalam jenjang SMA terdapat 2 peminatan yaitu IPA dan IPS. Di dalam kurikulum merdeka belajar, 2 peminatan tersebut tidak lagi berlakukan atau mengalami perubahan. Di kelas 10, siswa tidak memilih peminatan IPA atau IPS. Siswa akan belajar mata pelajaran seperti waktu mereka SMP. Sehingga mereka akan mempersiapkan diri untuk memilih peminatan pada waktu mereka kelas 11. Di kelas 11 dan 12, siswa dapat memilih peminatan MIPA, IPS, Bahasa, Keterampilan Vokasi sesuai minat dan bakatnya.
- Persentase kelompok kejuruan menjadi 70%
Pada jenjang SMK, pembelajaran menjadi 2 bagian, materi dan praktek. Pada kurikulum sebelumnya, materi kejuruan atau praktek memiliki besar persentase 60%, sedangkan materi mata pelajaran sebesar 40%. Pada kurikulum merdeka belajar, presentasi materi kejuruan berubah menjadi 70%. Untuk program magang atau praktek kerja lapangan yang dulunya dilaksanakan selama 3-4 bulan, kini dilakukan selama minimal 6 bulan atau lebih.
Sekian pembahasan mengenai 9 paradigma baru dalam kurikulum merdeka belajar. Semoga bermanfaat.